Jumat, 24 April 2015

Bakteri dan Lap Meja

Bakteri dan Lap Meja
oleh Mauliza Ahmad


Kebanyakan  orang menggunakan lap untuk membersihkan permukaan yang kotor. Lap juga berfungsi untuk mengeringkan segala macam benda terutama pada piring dan gelas. Terlihat tidak berbahaya ketika kita menggunakan piring dan gelas tersebut. Tetapi taukah anda bahwa ada bakteri yang bersarang di lap tersebut? Bakteri yang ada pada lap akan ikut menempel pada piring dan gelas yang selanjutnya akan kita gunakan untuk makan dan minum.
Menurut penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), E. coli, dan bakteri lainnya dalam lap dapur.  Kain lap tersebut merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi bakteri, selain wastafel dan toilet.
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 µm, diameter 0,7 µm, lebar 0,4-0,7µm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata. (Smith-Keary, 1988 ; Jawetz et al., 1995).
            Theodor Escherich merupakan dokter hewan Jerman yang menemukan bacteri Escherichia coli  oleh pada tahun 1885. Escherichia coli bergerak menggunakan flagel. Escherichia coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, Escherichia coli mampu bertahan hidup baik tersedia maupun tidak tersedianya oksigen. Pada umumnya Escherichia coli biasa hidup pada usus hewan termasuk pada manusia.

Escherichia coli adalah anggota flora normal usus yang berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Ganiswarna, 1995).
Escherichia coli merupakan salah satu  penghuni tubuh. Penyebaran  Escherichia coli dapat terjadi dengan cara kontak langsung ( bersentuhan, berjabatan tangan dan sebagainya ) kemudian diteruskan melalui mulut, akan tetapi  Escherichia coli pun dapat ditemukan tersebar di alam sekitar kita. Penyebaran secara pasif dapat terjadi melalui makanan atau minuman. Di dalam uji analisis air  , Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi, pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik, sebagian besar strain Escherichia coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa.  Escherichia coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam pada agar darah menunjukkan hemolisis tip beta. 


Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan yaitu dengan cara seksual atau vegetatif. Hal ini terjadi pada bakteri Escherichia coli.  Pembiakan ini berlangsung cepat, apabila faktor-faktor luar menguntungkan bagi dirinya. Pembiakan dengan pembelahan diri atau divisio dapat dibagi atas 3 fase yaitu :
1.       Dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
2.      Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna. Ditengah-tengahnya sering ketinggalan suatu lubang kecil, yang mana protoplasma dari kedua sel baru masih dapat
berhubungan.

3.      Pada fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel tersebut.Apabila faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan, sel-sel baru tersebut akan membesar sampai masing- masing menjadi sebesar sel induknya.


Escherichia coli merupakan mikroorganisme yang dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam kehidupan kita Escherichia coli mempunyai peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai penghuni tubuh ( di dalam usus  besar)  Escherichia coli juga menghasilkan kolisin yang dapat melindungi saluran  pencernaan dari bakteri patogenik.  Escherichia coli akan menjadi  patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya, bila Escherichia coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat menyebabkan sistitis, yaitu suatu  peradangan pada selaput lendir organ tersebut.
Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare. Escherichia coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel (jawetz et al., 1995).
Manifestasi klinik infeksi oleh Escherichia coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain (jawetz et al., 1995).

Beberapa keuntungan dari bakteri Escherichia coli yaitu menghasilkan kolisin, yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri usus yang patogenik, dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam lingkungan dan kehidupan kita, bakteri Escherichia coli banyak dimanfaatkan diberbagai bidang, baik pertanian, peternakan, kedokteran maupun dikalangan Industri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, Escherichia coli telah banyak diketahui baik sifat morfologi, fisiologi maupun pemetaan DNA nya, sehingga bakteri ini dipakai untuk menyimpan untaian DNA yang dianggap potensial, baik dari tanaman, hewan maupun mikroorganisma dan sekaligus untuk perbanyakannya. Dengan diketahuinya bahwa Escherichia coli dapat dipakai untuk menyimpan untaian DNA yang potensial, maka hal ini membuka kesempatan untuk mempelajari sifat dan karakter dari mikroba lain yang tentunya memberikan dampak yang positif untuk kemajuan di bidang kedokteran, pertanian maupun industri. Dibidang pertanian telah dilaporkan bahwa beberapa tanaman tidak tahan terhadap suatu penyakit atau serangan hama, namun bantuan Escherichia coli sebagai inang yang membawa gen yang tahan terhadap penyakit atau hama tertentu, maka hal itu dapat diatasi sehingga perkembangan di bidang
pertanian tidak terhambat. Keberadaan Bakteri
Escherichia coli disamping dapat membantu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan di berbagai bidang ilmu, bakteri Escherichia coli juga dapat membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. Escherichia coli juga dapat menyebabkan diare akut, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik (penyebab gasteroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare pada anak anak yang lebih besar dan pada orang dewasa). Dilaporkan pula bila Escherichia coli di dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat menyebabkan sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lender organ tersebut. Namun Escherichia coli juga merupakan parasit dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Pada manusia kadang kadang menyebabkan penyakit enteritis, peritonitis, cistitis dan  sebagainya. Berdasarkan hasil uji methil red positif, keluarga dari species ini memfermentasikan laktosa dan glukosa dengan menghasilkan asam dan gas

Bagi yang sudah terinfeksi oleh Escherichia coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida. Aminoglikosida kurang baik diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah ampisilin. Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam, sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus amino bebas yang mengikat satu atom H (Ganiswarna, 1995).

Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram negatif, misalnya E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus. Namun ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan Enterococci (Setiabudy dalam Ganiswarna, 1 995). Ampisilin banyak digunak an untuk mengatasi berbagai infeksi saluran pernafasan, saluran cerna dan saluran kemih (Tan Hoan Tjay dan Raharja, 2002).

Mekanisme kerja dari antibiotik ampisilin adalah dengan menghambat pembentukan ikatan silang pada biosintesis peptidoglikan yan g melibatkan penicillin-binding protein (PBP). Pada E. coli, PBP1-3 merupakan enzim bifungsi yang mengkatalisis reaksi tran sglikosilase dan transpeptidase serta PBP3-6 mengkatalisis reaksi karboksipeptidasi (Chopra dalam D. S. Retnoningrum, 1998).

Resistensi Terhadap Ampisilin. Salah satu obat pilihan yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran urin yang disebabkan oleh E. coli adalah ampisilin. Namun E. coli dilaporkan telah resisten terhadap am pisilin sehingga tidak digunak an lagi. Untuk menanggulangi terjadinya resistensi pada ampisilin maka diperlukan pengobatan antimikroba yang lain seperti trimethoprim-sulfamethoxazol (TMP-SMZ), siprofloxacin, norfloxacin, nitrofurantoin, dan fluoroquinolon. Dilaporkan pada tahun 1995 sampai 2001 terjadi kecenderungan resistensi antimikroba terhadap isolat E. coli dalam infeksi saluran urin pada pasien wanita di Amerika Serikat, 14,8-17% pertahun resisten terhadap trimethoprim-sulfametoxazol, 0,7-2,5% pertahun resisten terhadap siprofloxacin, 0,4-0,8% pertahun resisten terhadap nitrofurantoin, dan 36–37,4% per tahun resisten terha dap ampisilin, nilai presentase tersebut bervariasi dalam setiap tahunnya (Karlowsky et al., 2002). Resistensi intrinsik pada ampisilin disebabkan oleh ekspresi gen, yaitu gen pengkode betalaktamase yang berlokasi pada kromosom bakteri gram negatif. Gen ini mengkode enzim betalaktamase yang menginaktivasi cincin betalaktam ampisilin dengan cara menghidr olisis cincin betalaktam terse but, sehingga menjadi resisten terhadap ampisilin (Russel and Chopra, 1990)



Makanan yang kita konsumsi sehari-hari juga tak menutup kemungkinan terkena bakteri. Bakteri dapat datang dari mana saja, lap juga bias menjadi sarang perkembang biakan dari E. coli yang nanti bisa merugikan bagi kita. Kita sebagai makhluk hidup hanya bisa mengatasi atau mencegah hal – hal tersebut terjadi. Misalkan dengan cara menjaga kebersihan, membedakan lap piring dengan tangan, menyediakan lap khusus untuk daging, jangan menggunakan lap yang sama untuk membersihkan permukaan yang lain, dan tidak meletakkan lap meja di dapur.


 







REFERENSI
Brown Alfred, E., 2005, Laboratory Manual in General M icrobiology : Microbiological Applications, McGraw-Hill Comp., US, p. 395-401
Cappucino, J.G., and N. Sherman. 1983. Microbiology A Laboratorium Manual. 6th ed. USA: Pearson Education Inc.
Debbie S.Retnoningrum, 1998, Mekanisme dan Deteksi Molekul Resistensi Antibiotik pada Bakteri, Jurusan Farmasi-ITB, Bandung, h. 1-5, 16-21
Ganiswarna S. G, 1995 , Farmakologi dan Terapi, ed. 4, UI -Fakultas Kedokteran, Jakarta.
Holtj.G., Kreig, N.R., Sneath, P.H.A., Stanley, J.T. and Williams, S.T, 1994. Bergeys Manual Determinative Bacteriology. Baltimore: Williamn and Wilkins Baltimore.
 Innis, M.A., D.H. Gelfand, J.J. Sninsky, and T.J. White. 1990. PCR Protocols. San Diego, New York, Boston, London, Sydney, Tokyo, Toronto: Academic Press, Inc.
 Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, L. N. Ornston, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, ed. 20, University of California, San Francisco.
 Karlowsky J. A., L. J. Kelly, C. Thornsberry, M. E. Jones, and D. F. Sahm, 2002, Trends in Antimicrobial Resistance among Urinary Tract Infection Isolates of Escherichia coli from Female Outpatient in the United States, Antimicrob. Agents Chemother., 46(8), 2540-2545.
Johnson J. R., M. A. Kuskowsky, T. T. O’Bryan, R. Colodner, and R. Raz, 2005, Virulence Genotype an Phylogenetic Origin in Relation to Antibiotic Resistence Profile among Escherichia coli Urine Sample Isolates from Israeli Woman with Acute Uncomplicated Cystitis, Antimicrob. Agents Chemother., 49(1), 26-31.
Manges A. R., J. R. Johnson, B. Foxman, T. T. O’Bryan, K. E. Fullerton, and L. W. Riley, 2001, Widespread Distribution of Urinary Tract Infections Caused by A Multridrug Resistance Escherichia coli Clonal Group, N. Engl. J. Med., 345(14), 1007-1009.
Maxam A.M. et al.,1977 . A New Metod For Sequensing DNA, Proc.Nalt. Acad.
Sci.USA.74 (2),560-564
Madigan M.T. et al., 1997. Biology of Microorganisms, Eighth Edition. New Jersey, Prentice Hall International.
Mutschler E., 1991, Dinamika Obat, ed.5, Penerbit ITB, Bandung.
Oliver A., M. Perez-Vazquez, M. Martinez-Ferrer, F. Baquero, L. de Rafael, and R. Canton, 1999, Ampicillin-Sulbactam and Amoxicillin-Clavulanate
Susceptibility Testing on Escherichia coli of Isolates with Different Beta-Lactam Resistance Phenotypes, Antimicrob Agents Chemother., 43, 862-867.
Orrett F. and S. M. Shurland, 1996, Production of Betalactamase in Trinidad an Association with Multiple Resistance to Betalactam Antibiotics, Med Science
Research., 24(8), 519-522.
Pelczar M. J. dan E. C. S. Cha n, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2, Terjemahan Ratna Sri
Hadioetomo, dkk., Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Smith-Keary P. F., 1988, Genetic Elements in Escherichia coli, Macmillan Molecular biology series, London, p. 1-9, 49-54
Teale C. J., 2005, Detection and Characterisation of Betalactamase Resistance in Gram Negatif Bacteria of Veterinary Significance, UK National Guidelines for Laboratories, 102, 1-5.
Tjay T. H. dan R. Kirana, 2002, Obat-Obat Penting, ed. 5, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Widjojoatmodjo Myra N., Fluit AD C., and Verhoef Jan, 1995, Molecular Identification of bacteria by Fluorescence-Based PCR-Single-Strand Conformation Polymorphism Analysis of the 16S rRNA Gene, Journal of Clinical Microbiology. p 2601-2606
Anonim, 2006, Pencegahan Diare, http://www.mediacastore.com, diakses 24 April 2015.

48 komentar:

  1. menarik artikelnyaa ;). ternyata ada ya jenis bakteri yang terdapat di dalam lap meja dapur yang sering kita gunakan untuk membersihkan gelas ataupun piring yang telah dicuci kemudian untuk dikeringkan. setelah membaca artikel kamu itu baru tahu juga bahwa ada bakteri yang bisa hidup di lap meja tersebut sehingga dapat dipastikan peralatan makan yang sering kita gunakan terdapat bakteridan tidka steril. adaa info tambahan mengenai bakteri tersebut dimana pda suatu penellitian lap tersebut mendeteksi coliform di 89,0% dan E. coli di 25,6% dari lap meja tersebut di beberapa negara seperti Amerika: Chicago, IL; Tucson, AZ; New Orleans, LA; Orlando, FL dan Toronto, ON, Canada. oleh sebab itu lap mejadapat menimbulkan kembali bakteri bila dalam keadaan lembab oleh sebab itu pula lap yang hendak digunakan sebaiknya dalam keadaan bersih dan kering. cukup dari saya info tambahannya :). dan bisa lihat referensi nya di -->

    http://www.foodprotection.org/files/food-protection-trends/Sep-Oct-14-Gerba.pdf

    makasih .

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelas kak di dalam kehidupan kita ini memang banyak mikroba dengan berbagai jenis. hanya saja kita tidak dapat melihatnya secara kasat mata. terimakasih untuk tambahan informasinya kak sangat bermanfaat :)

      Hapus
  2. terimakasih atas penjelasannya ya, Mauliza. saya ingin menambahkan tentang cara pencegahan dari bakteri yg tumbuh di kain lap. berikut linknya http://ciricara.com/2012/07/09/ciricara-cara-cegah-penyebaran-bakteri-melalui-lap-dapur/.. semoga bermanfaat. Suxes slaloe Mauliza... ;-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama sama firda. jangan lupa ya memperhatikan kebersihan kita. sangat penting tentunya untuk kesehatan kita. terimakasih tambahannya sangat bermanfaat :)

      Hapus
  3. artikel yang unik :) dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak pernah terlepas dari yang namanya kain lap yang multifungsi ini, namun apabila kebersihan yang tidak dijaga pasti kehigienisan kain lap akan berkurang, untuk itu saya ingin memberikan info bahwa ada kain lap yang anti bau dan anti bakteri yakni kain VERSIL namanya..
    keunggulan-keunggulan kain versil ini dapat dilihat di link http://fjb.m.kaskus.co.id/product/551bfc6c902cfe807e8b4568/versil-kain-lap-anti-bau-anti-bakteri?goto=newpost?goto=newpost
    semoga bermanfaat :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih amel, wah saya baru tau kalau ada kain anti bau dan bakteri. tentunya dengan kain ini kita dapat meminimalisir adanya mikroba yang tumbuh pada kain lap ya. info nya sangat bermanfaat. terimakasih atas masukannya amel:)

      Hapus
  4. Lagi-lagi bakteri E. coli :D . Artikel ini bagus untuk dibaca yang pastinya menambah pengetahuan kita semua ;)
    Kain lap merupakan tempat yang paling banyak ditumbuhi bakteri, selain wastafel dan toilet. Agar bakteri tidak menyebar ke seluruh benda di dalam rumah, berikut cara mengatasinya seperti yang dikutip dari SheKnows, Mauliza bisa membacanya di http://wolipop.detik.com/read/2012/07/07/163354/1960134/858/5-cara-agar-bakteri-dalam-lap-dapur-tidak-menyebar .
    Semoga bermanfaat ya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih nila. masukannya sangat bermanfaat, setidaknya kita yang lebih tau harus lebih aspada yaaa. selamat malam :)

      Hapus
  5. wah mauliza, artikelmu sangat menarik. ternyata mikroba dapat tumbuh dalam lap meja. dan lagi-lagi bakteri E.coli yang ditemukan dalam lap tersebut.
    sekedar menambahkan saja, bahwa mikroba tidak hanya terdapat pada lap meja saja, akan tetapi ada di handuk. informasi selengkapnya bisa dilihat di link berikut : http://www.dream.co.id/fresh/handuk-benda-yang-jadi-sarang-bakteri-di-rumah-141114z.html
    terimakasih, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelas euis. kita tau sendiri banyak mikroba di kehidupan kita. tanpa kita sadari tidak sedikit juga yang dapat membahayakan diri kita sendiri. harus peka terhadap sekitar dan cintai lingkungan yang bersih untuk kesehatan diri kita :)

      Hapus
  6. Artikelnya Mauliza sangat menarik yaa membahas benda yang sangat sering kita gunakan untuk bersih-bersih, karena fungsi benda ini adalah untuk membersihkan, maka dari itu sangat tidak aneh apabila benda inilah yang kerap kali banyak ditemukan bakteri-bakteri di dalamnya.
    Tambahan nih untuk artikelnya Mauliza, ada tips cuci-cuci guna membersihkan bakteri yang ada pada kain lap, dan tips menyimpan kain lap yang sudah bersih agar tidak terkontaminasi bakteri lagi sampai kita memakainya kembali.
    Silahkan kunjungi link ini http://www.bersihbersih.com/id/kamar-mandi-&-dapur/cara-membersihkan-kain-dan-spons-pencuci-piring:-memastikan-peralatan-keber
    Terimakasih Mauliza, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah benar sekali hani, kain lap yang sudah terpakai dan di cuci lalu dipakai kembali belum tentu sudah bersih. cara pencucian yang salah akan tidak menghilangkan bakteri yang bersarang pada kain lap tersebut. untuk itu terimakasih banyak atas tambhannya tentang cara pencucia kaiin lap. sangat bermanfaat. selamat malam hani :)

      Hapus
  7. artikelnyua sangat bagus dan informatif. kain lap memang serba guna, dan banyak sekali orang mengabaikan kebersihan kain lap itu sendiri.setelah membaca artikel ini kita jadi bisa lebih berhati hati lagi dalam menggunakan kain lap. hanya ingin menambahkan ya mauliza, saya baca di http://ciricara.com/2012/07/09/ciricara-cara-cegah-penyebaran-bakteri-melalui-lap-dapur/ untuk menghindari penyebaran mikroba kita Jangan gunakan pembersih pada lap karena bakteri bisa saja mencemari tangan Anda melalui sisa pembersih tersebut. Jika sudah terlanjur, ada baiknya Anda mencuci tangan hingga bersih setelah menggunakan lap tersebut. trimakasih mauliza :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih ghina atas masukannya. benar yang dikatakan gina. bakteri di kain lap bisa mencemari tubuh kita terutama bagian yang sering kita gunakan untuk mengambil sesuatu yaitu tangan. terimakasih masukannya :)

      Hapus
  8. Artikel Mauliza sangat menarik membahas tentang lap meja, untuk membersihkan meja sebelum makan dan sesudah makan apa lagi banyak lap meja yang di bersihkan di warung-warung makan , pastinya menyimpan bakteri pada kain lap meja tersebut karena di gunakan setiap hari, dan digunakan berkali-kali..
    hanya ingin menambahan sedikit ya ..
    Lap kain bisa dengan mudah terkontaminasi dengan kuman yang dapat menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui makanan. pada penelitian sebelumnya, bakteri yang kerap ditemukan pada daging dan unggas mentah, berkembang di lap kain yang didiamkan semalaman, bahkan ketika dicuci maupun dibilas di bak cuci piring lebih lengkapnya bisa baca disini http://health.kompas.com/read/2015/04/08/072100423/Lap.Tangan.Benda.Paling.Berkuman.di.Dapur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih festi atas masukannya sangat bermanfaat sekali. sudah saya kunjungi. selamat malam :)

      Hapus
  9. Tidak diragukan lagi, lap memang sebagai pusat penyebaran bakteri. Terutama di dapur, tempat yang berkaitan dengan pengolahan makanan dan di area ini lah lap meja sering digunakan. Izin menambahkan untuk membuktikan bahwa lap memang sebagai pusat penyebaran bakteri khususnya di dapur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim dari Kansas State University, perlengkapan di dapur yang paling sering terpapar bakteri yaitu Lap handuk, benda stau ini sebagai pemicu utama kontaminasi silang, yaitu proses perpindahan bakteri dari satu area ke area lain. "Banyak yang menyentuh lap sebelum mencuci tangan atau menggunakannya kembali setelah mencuci tangan dengan bersih. Tentu saja ini membuat bakteri kembali menempel di tangan," kata Jeannie Sneed, seorang food safety specialist.
    Saat dilakukan pengujian bakteri, lap handuk merupakan benda paling terkontaminasi dari semua permukaan di dapur. Lap handuk yang sudah terkontaminasi dengan kuman dapat dengan mudah memaparkan bakteri pada makanan dan memicu sakit pencernaan. Sneed menyarankan selalu gunakan lap bersih saat memasak, dan langsung mencucinya setelah digunakan. Sumber:
    http://www.beritasatu.com/resep/261405-lap-handuk-benda-paling-terkontaminasi-di-dapur.html

    Untuk kepraktisan, Anda bisa menggunakan lap kertas yang langsung dibuang setelah dipakai :)

    BalasHapus
  10. artikel yang menarik.. pada dasarnya lap meja memang banyak ditumbuhi bakteri, karena didukung oleh beberapa faktor. saya hanya ingin menambahkan tentang pemakaian lap dapur yang dapat menyebarkan kuman berbahaya, bisa dilihat selengkapnya di http://wolipop.detik.com/read/2012/01/12/091833/1813279/858/5-pemakaian-lap-dapur-yang-bisa-sebarkan-kuman-berbahaya

    BalasHapus
  11. artikelnya sangat menarik, karna pada dasarnya lap yang kotor pasti mengandung bermacam-macam bakteri, disini saya mau menambahkan cara-cara supaya bakteri tersebut tidak menyebar kemana-mana, silahkan di cek di http://wolipop.detik.com/read/2012/07/07/163354/1960134/858/5-cara-agar-bakteri-dalam-lap-dapur-tidak-menyebar . terimakasih, semoga bermanfaat :-)

    BalasHapus
  12. artikelnya sangat menarik sekali Mauliza saya setuju dengan isinya terima kasih atas informasinya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih rehaaan. sama sama semog bermanfaat yaaa :)

      Hapus
  13. Artikel yang dibuat Mauliza sangat menarik dan menambah wawasan mengenai mikroba dan lap meja. Kita tahu bahwa jika lap meja digunakan untuk membersihkan meja atau apapun, berarti pada lap tersebut terdapat kotoran berupa debu yang merupakan tempat tumbuhnya mikroba. Jadi, tidak heran bahwa banyak mikroba pada lap meja.
    Sama dengan lap-lap yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti lap pel. Lap pel juga sama dengan lap meja terdapat bakteri-bakteri yang sangat berbahaya. Cara pencegahan penyebaran bakteri pada lap, dapat diakses pada http://ciricara.com/2012/07/09/ciricara-cara-cegah-penyebaran-bakteri-melalui-lap-dapur/.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju dengan evin. terimaksih masukannyaaa :)

      Hapus
  14. Terima kasih Mauliza telah berbagi informasi kepada saya, bertambah lagi pengetahuan saya mengenai mikroba dalam lap meja. Dalam artikel ini sudah sangat bagus yaa ditambah komentar para pembaca sangat bagus dan semakin melengkapi informasi dalam artikel ini.Izin menambahkan sedikit yaa Mauliza mengenai isi artikel Mauliza. Agar lebih jelas bisa diberikan klasifikasi atau sampai ke ciri-ciri bila ada yang terinfeksi bakteri tersebut. Sebagi contoh klasifikasi dari bakteri E coli yaitu
    Superdomain : Phylogenetica
    Filum : Proterobacteria
    Kelas : Gamma Proteobacteria
    Ordo : Enterobacteriales
    Family : Enterobacteriaceae
    Genus : Escherichia
    Species: Escherichia Coli
    Untuk informasi lebih jelasnya dapat diakses di laman https://www.academia.edu/9986186/Makalah_Escherichia_coli semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  15. bahasan artikel yang menarik yah mod, lap ini memang salah satu benda yang sangat utama ada di dapur. namun, ada beberapa alat dapur yang sama seperti lap ini... yaitu talenan, wastafel, pisau dan rak dapur. barang2 inilah yang serimg disepelekan dan penggunaannya dilakukan terus menerus, padahal cara seperti yang membuat banyak bakteri yang tumbuh.. (sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2012/08/24/304/680227/large)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mazid, harus hati hati dan diperhatikan cara pemakaiannya :)

      Hapus
  16. artikel mauliza sangat informatif:) memang lap meja berguna untuk membersihkan apapun yang sedang kotor, memang sebaiknya lap meja harus sering di cuci agar mengurangi bakteri yang ada di lab. terimaksih mauliza sudah membuat artkel ini sukses selalu^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ayu. setuju juga sama ayu. sukses terus :)

      Hapus
  17. unik maulizaaaaa, terima kasih ya atas informasinya :) , karena kebanyakan orang menganggap remeh mengenai kebersihan lap meja, karena toh cuman lap. hehehe. saya setuju dengan artikel mauliza bahwa bakteri E. coli lah yang terdapat di lap meja sesuai info yang saya baca di http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/waspada.bakteri.di.ruang.publik/005/005/195 . terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih zakiya. mulai sekarang harus lebih memperhatiikan kebersihan ya tentunya. :D

      Hapus
  18. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat bagi kita, lap memang sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari karena dapat menentukan ada tidaknya penyebaran bakteri, lap bersih bisa menghilangkan noda yang memiliki banyak bakteri tapi sebaliknya pada lap kotor, lap kotor dapat menyebarkan berbagai macam bakteri yang ada pada lap tersebut ke meja dan sebagainya. solusi terhadap lap kotor dapat dilakukan dengan cara mencucinya dengan air bersuhu di atas 60°C untuk membunuh kuman. Atau lakukan desinfeksi secara teratur. sesuai dengan apa yang dikatakan pada artikel http://doktersehat.com/spons-cuci-piring-bisa-picu-kelumpuhan/#ixzz3Z7uxmKHI
    terimakasih mauliza :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali pipit atas masukannya. saya setuju atas pendapat pipit. namun tidak semua bakteri bisa mati pada suhu diatas 60 derajat. ada sebagian darinya yang dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstrim. contohnya yang dilansir http://id.wikipedia.org/wiki/Habitat_bakteri. terimakasih :)

      Hapus
  19. artikel yang dipaparkan oleh saudari mauliza sangat menarik dan informatif, selain itu juga lengkap mengulas tentang bakteri yang terdapat di lap meja, karena seperti yang kita ketahui lap meja berfungsi untuk membersihkan kotoran yang ada di meja, kotorannya itu pun berupa bekas-bekas makanan dan lainnya, selain itu juga apa yang sudah disampaikan teman-teman sebelumnya juga sudah melengkapi info yang disampaikan mauliza.
    Good Job Mauliza! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih putri, sangat bersemangat sekali. semangat terusss yaa. jangan lupa dijaga kebersihan disekitar kita mulai dari saat ini :D

      Hapus
  20. sangat setuju sekali dengan artikel ini, cuma untuk menguatkan argumen. dibanyak artikel dikatakan bahwa lap meja maerupakan sumber kuman. ini salah satu artikelnya http://readerchoice.detik.com/detikhotpondsraisa/read/2012/04/12/160442/1891039/766/tempat-yang-paling-banyak-kumannya. terimakasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih israni untuk penambahan referensinya. :D

      Hapus
  21. Artikel Mauliza sudah bagus dan komunikatif :D

    Sebagai tambahan. Dari sumber http://wolipop.detik.com/read/2012/07/07/163354/1960134/858/5-cara-agar-bakteri-dalam-lap-dapur-tidak-menyebar
    terdapat cara agar bakteri dalam lap dapur tidak menyebar.

    1. Bedakan Lap untuk Piring dan Tangan
    Sebagian besar bakteri yang ditemukan dalam dapur berasal dari kedua tangan Anda. Agar piring bersih dan tidak terkontaminasi kuman dan bakteri, sediakan dua lap.

    2. Sediakan Lap Sendiri untuk Bersihkan Sisa Daging
    Bakteri berbahaya yang terkandung dalam daging dapat menyebar ke makanan lain atau tangan Anda melalui lap dapur. Bakteri yang tak kalah banyak juga ditemukan di daging ayam karena biasanya dagin tersebut dicuci dengan air klorin sebelum dijual ke supermarket.

    "Jangan sepelekan bakteri yang ada di daging ayam," tutur Alexandra Zissu, penulis 'The Conscious Kitchen'. Jadi, sediakan lap sendiri untuk bersihkan tumpahan irisan daging ayam dan segera meletakkan lap dalam cucian kotor.

    3. Jangan Bersihkan Wastafel Memakai Lap Dapur
    Menurut studi dari Universitas Arizona, wastafel pencuci piring merupakan tempat kedua yang banyak mengandung bakteri setelah toilet. Maka dari itu, pakai spons atau lap kertas (bukan lap piring) untuk membersihkan wastafel.

    Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada sumber yang diberikan. Terima Kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke terimakasih au tambahannya sangat membantu dan bermanfaatt :)

      Hapus
  22. terima kasih mauliza atas artikelnya yang sangat bermanfaat, dari artikel mauliza kita dapat ketahui tentunya jika kita ingin membersihkan lingkungan khususnya pada lingkungan dalam rumah kita juga harus membersihkan dan merawat alat pembersihnya dengan baik pula, sehingga kita dapat mencegah penyebaran dan meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam rumah kita. salah satu menjaga lap agar tetap bersih tentuinya dengan mencuci lap tersebut berikut tips mencuci kainlap https://www.rinso.co.id/tips-mencuci/tips-mencuci-lap-dapur/ dan solusiibuattack.com/tipsdahsyat/site/detail/45

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih liaa. wah semakin banyak referensi yang saya dapat tentang cara penyucian lap dengan baik. sangat bermanfaat lia terimakasih dan selamat malam :)

      Hapus
  23. Terima kasih saudari Mauliza telah memaparkan artikel tentang bakteri dan lap meja, tenyata bakteri E.coli tidak hanya ada dalam usus saja melainkan juga terdapat di lap meja, seperti yang telah dipaparkan di artikel ini bahwa Escherichia coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, Escherichia coli mampu bertahan hidup baik tersedia maupun tidak tersedianya oksigen. Pada umumnya Escherichia coli biasa hidup pada usus hewan termasuk pada manusia.
    Disanalah kita harus hati-hati menjaga kebersihan lap meja. Mohon izin menambahkan cara agar bakteri dilap meja tidak menyebar ke tempat lain.
    1. Bedakan Lap untuk Piring dan Tangan
    2. Sediakan Lap Sendiri untuk Bersihkan Sisa Daging
    3. Jangan Bersihkan Wastafel Memakai Lap Dapur
    4. Hindari Pemakaian Lap yang Ditetesi dengan Produk Pembersih
    5. Jangan Letakkan Lap di Meja Dapur

    Adapun info lebih lengkap dapat dibaca pada: http://health.detik.com/read/2012/07/07/163354/1960134/858/

    Terima kasih ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama sama dian. sangat bermanfaat masukannyaa. habis membaca ini semoga pengetahuan kita semakin bertambah yaa dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. siapa sih yang tidak mau hidup sehat?

      Hapus
  24. Sangat menarik ppemaparan mauliza, jika dian menambahkan agar bakteri dilap meja tidak menyebar ketempat lain, saya akan menambahkan cara mencegah bakteri dari lap dapur diantaranya :
    1. Punya Dua Lap
    2. Lap khusus sisa daging
    3.Sediakan Lap khusus watafel
    4. Jangan gunakan pembersih pada lap
    5. Taruh lap dengan cara digantung
    http://ciricara.com/2012/07/09/ciricara-cara-cegah-penyebaran-bakteri-melalui-lap-dapur/

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sifa masukannya sangat bermanfaat sekali :)

      Hapus
  25. pembahsan yang cukup menarik, sekedar menyarankan saja. ada baiknya penggunaan lap di ganti tak lebih dari sehari agar penyarangan bakteri tidak terlalu banyak. semoga bermanfaat. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul farissa. sudah disinggung dari beberapa teman kita juga sebelumnya. bagaimana cara penggunaan kain lap dngan baik. sangat bermanfaat masukannya. terimakasih:)

      Hapus
  26. saya setuju dengan artikel yang ditulis mauliza, tentang kehadiran mikroba ada lap meja. saya ingin menambahkan selain pada lap meja , lap dapur pun menjadi tempat pavorit bagi mikroba. jadi kita harus Sering-sering mencuci dan mengganti lap di dapur. karena barang satu ini menurut penelitian yang dilakukan tim dari Kansas State University, merupakan perlengkapan di dapur yang paling sering terpapar bakteri.
    Lap ini adalah pemicu utama kontaminasi silang, yaitu proses perpindahan bakteri dari satu area ke area lain. Penelitian ini melibatkan 123 orang yang diminta memasak di dapur dengan menggunakan daging sapi mentah atau ayam. Mereka juga diminta mempersiapkan salad buah siap makan.
    Bakteri berbahaya pada daging sapi mentah dan ayam diketahui jadi pusat bakteri. Selama memasak, bakteri dari dua bahan makanan tersebut menyebar. Ternyata penyebaran ini berpusat di satu titik yaitu lap.
    "Banyak yang menyentuh lap sebelum mencuci tangan atau menggunakannya kembali setelah mencuci tangan dengan bersih. Tentu saja ini membuat bakteri kembali menempel di tangan," kata Jeannie Sneed, seorang food safety specialist.
    Saat dilakukan pengujian bakteri, lap merupakan benda paling terkontaminasi dari semua permukaan di dapur. Lap yang sudah terkontaminasi dengan kuman dapat dengan mudah memaparkan bakteri pada makanan dan memicu sakit pencernaan.
    Sneed menyarankan selalu gunakan lap bersih saat memasak, dan langsung mencucinya setelah digunakan. Untuk kepraktisan, Anda bisa menggunakan lap kertas yang langsung dibuang setelah dipakai. demikian tambahan dari saya. terima kasih buat artikelnya :-)

    BalasHapus